Tanggal 6 April 1983 harian Kompas memuat berita tentang satu kasus penembakan lima orang yang disebut "gali" atau preman di Yogyakarta
Peristiwa Penembakan Misterius yang kemudian populer dan disingkat Petrus ini adalah serangkaian eksekusi di luar hukum di Indonesia yang terjadi antara tahun 1983 dan 1985 di bawah rezim Orde Baru Presiden Soeharto.
Tanpa melalui pengadilan, ribuan penjahat dan pelaku kejahatan lainnya (termasuk yang diduga pembangkang politik) dibunuh oleh regu pembunuh TNI Angkatan Darat yang menyamar dan pasukan polisi rahasia.
Mayat mereka kemudian diletakkan di tempat umum yang meneror masyarakat yang tidak sadar.
Eksekusi tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi kejahatan dan perkiraan jumlah korban tewas berkisar antara 300 hingga 10.000 orang.
Kartunis Dwi Koendoro mencoba merespon peristiwa ini secara jenaka di harian Kompas tanggal 17 Juli 1983.
Pada masa - masa tersebut sebagian besar masyarakat menjadi resah dan takut. Sering beredar berita ditemukannya "orang glangsingan" yang digeletakkan begitu saja di tepi - tepi jalan.
Dikarenakan banyak korbannya memiliki tato di badannya, beberapa orang baik-baik yang memiliki hiasan tato di badannya, berusaha keras menghilangkannya dengan segala cara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar